Partai Gerindra mendukung wacana Presiden Jokowi untuk melibatkan unsur TNI dalam melawan aksi terorisme di tanah air.
Aksi terorisme tentu bertenangan dengan ajaran agama Islam. Apalagi, tindakan terorisme itu dilakukan ketika hendak merayakan Idul Fitri.
Ketika itu, sebagian warga ada yang melakukan orasi yang berisikan penolakan terhadap orang yang terlibat aksi terorisme, terutama kelompok bersenjata ISIS.
Maraknya konflik yang terjadi di berbagai dunia disebabkan oleh aksi terorisme atau kelompok radikal. Tentu, hal itu perlu didorong peran serta sejumlah negara untuk melakukan gerakan kemanusiaan.
Kantong-kantong kemiskinan perlu dikurangi untuk memberantas aksi terorisme. Kemiskinan juga ternyata berdampak pada munculnya terorisme di negeri ini.
Belum hilang perasaan duka cita bangsa Indonesia atas gugurnya 5 orang anggota Brimob Polri dalam insiden penyanderaan dan pembunuhan oleh ratusan narapidana teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, kini kita kembali berduka terhadap aksi terorisme dan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur
Menyikapi serangkaian aksi terorisme belakangan ini yang sudah sangat meresahkan dan mengancam keamanan warga negara, LBH Ansor mendukung penuh Polri untuk mengambil langkah-langkah taktis dan strategis untuk mengatasinya.
Anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawati mengecam keras aksi terorisme yang terjadi di tiga lokasi di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018).
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha menegaskan, bahwa segala bentuk aksi terorisme yang terjadi di Indonesia harus diberantas karena akan mengganggu stabilitas keamanan nasional. Karena itu, payung hukum atas tindakan terorisme harus diperkuat.
Negara dinilai sudah hadir mengatasi berbagai aksi terorisme di tanah air. Aksi teror beruntun di Markas Mako Brimob, Depok dan pemboman tiga gereja di Surabaya, sudah diatasi dengan baik oleh aparat penegak hukum seperti Kepolisian, Densus 88, Gegana, BNPT, dan BIN.